Bank Anjuk Ladang mengadakan refleksi akhir tahun yang dipimpin langsung direktur utama dan komisaris, serta diikuti seluruh karyawan Bank Anjuk Ladang.
Bank Anjuk Ladang telah berjalan 1 tahun, menurut Nur Kamdani selaku direktur utama Bank Anjuk Ladang mangakui bahwa hampir 95% dari seluruh karyawan di BPR ini berangkat dari tidak mengenal dunia perbankan sama sekali, dan sering bilang karyawan Bank Anjuk ladang ini masih polos.
Sebagian kecil sisanya 5% nya mengenal perbankan tapi perbankan gaya lama. Bank Anjuk Ladang lahir bersamaan dengan perubahan peradaban, Teknologi 4.0 dan serangan virus Covid 19 yg mematikan mewarnai air mata tangis bayi yang sedang lahir tepatnya tgl 14 Desember 2021 yakni PT BPR Anjuk Ladang di kabupaten Nganjuk.
“Dunia perbankan dan lembaga keuangan tentunya tidak luput dari disrupsi digital ini. Perubahan ini tentunya akan mengubah paradigma klasik, bahwa perbankan identik dengan industri yang kaku karena terbentur sistem serta regulasi yang ketat. Para pelaku perbankanpun harus berkomitmen juga sebagimana pelaku usaha berbagai bidang seperti telekomunikasi, transportasi, ritel, dg tujuan untuk mengusung inovasi teknologi sistem pembayaran yang sesuai dengan perubahan perilaku konsumen ke arah digitalisasi.” kata Nur Kamdani yang terus memberi arahan untuk terus membangun Bank Anjuk Ladang dengan pondasi digitalisasi.
“Saat ini, berkembang pandangan, bahwa perbankan digital menjadi salah satu jawaban untuk mengembangkan bisnis secara lebih efektif dan efesien”.
“Kemajuan global melalui ekonomi digital telah mendorong perubahan gaya hidup dan pola ekonomi sebuah masyarakat. Pertama, kita sudah amat memahami e-commerce. Ada pergeseran perniagaan, perdagangan dari dunia offline menuju online. Kita sudah hadapi itu,” kata Nur Kamdani.
Nur Kamdani juga menjelaskan bahwa industri perbankan sudah mulai searah dengan industri lainnya. Demikian pula BPR yang saat ini dinilai masih kekurangan banyak talenta di bidang informasi dan teknologi, padahal perkembangan ekonomi digital sedang berkembang pesat dan telah mengubah pola struktur konsumsi warga. Minimnya talenta bidang teknologi infromatika (TI) harus menjadi perhatian serius. Dirut Bank Anjuk Ladang itu mengajak untuk rapatkan barisan, bersama sama membangun Bank Anjuk Ladang ini ditengah pergeseran pola kehidupan masyarakat agar bisa diterima sebagai pendatang baru yang biasa melayani segala kebutuhan mereka.
Upaya untuk membangun Bank Anjuk Ladang yang kuat dan tangguh dalam beradaptasi dengan teknologi, disiplin akan tanggung jawab yang di embannya yang dilakukan sekarang ini menurut Dirut Bank Anjuk Ladang adalah termasuk kategori perbuatan baik dan takwa. Beliau juga menambahkan semua unsur di dalam lembaga atau organisasi ini, yang mendapatkan tugas menciptakan kondisi tersebut dan menegakkan disiplin harus bekerja sama saling mendukung dan bukannya saling menafikan atau menjatuhkan. Semua unsur lembaga ini harus menyatu dalam visi dan misi yang sama, yaitu “Bangkit Percaya Diri Bergerak Maju Membangun Negeri”.
Sebagai penutup Dirut Bank Anjuk Ladang mengajak untuk mempersiapkan diri memasuki tahun yang baru, dengan merumuskan ulang terhadap apa yang sudah diraih selama 1 th berjalan memulai kegiatan BPR agar kita lebih bijak. Dengan bisa menakar kemampuan supaya mendapatkan hasil yang mungkin bisa capai di tahun 2023. Dirut Bank Anjuk Ladang berpesan jangan kita memaksakan sesuatu untuk cepat, sedangkan prosesnya panjang, karena nanti bisa prematur.